Thursday, November 17, 2005

Berkat sepotong kabel

Sebagai bagian dari generasi yang tumbuh di era 'baca-tulis' ketimbang 'tonton-dengar', saya menyadari sering mengalami 'lemah otak' menghadapi segala kecanggihan teknologi audio visual saat ini.

Itu sebabnya, setelah hampir 3 bulan memiliki handycam mini-DV, baru tadi malam saya berhasil 'mengawinkannya' dengan Powerbook 12 inch saya. Padahal, di operating system MacOS X jenis Tiger yang ter-install di Powerbook sudah ada piranti lunak iMovies yang sangat user-friendly bagi para home-video makers (konon piranti lunak paling keren untuk editing video di Mac adalah Final Cut Pro. Tapi saya cukup belajar iMovies saja, karena saya cuma seorang amatiran yang lagi senang dengan 'mainan' baru). Ini berkat sebuah kabel 4 pin to 6 pin (itu istilah teknis yang bisa menghubungkan saluran iLink yang terdapat di handycam ke saluran Firewire yang terdapat di Powerbook) merek BAFO seharga 90 ribu perak. Beruntung, saya tidak membeli kabel sejenis merek Sony yang harganya 350 ribu perak. Padahal fungsinya sama saja.

Keluar 'udik'nya, saya sungguh takjub dengan kemudahannya. Begitu kabel tersambung antara dock handycam dengan Powerbook, saya tinggal buka iMovies dan create new project. Kasih nama file, lalu tekan IMPORT di iMovies, semua hasil rekaman di kaset mini DV masuk ke dalam iMovies. Hebatnya lagi, setiap hasil 1 shot kita di handycam, di iMovies dianggap 1 clip. Memudahkan kita untuk memotong dan mengubah peletakan shot untuk pembuatan home-video versi kita. Semua fasilitas standar seperti model transisi shot, penambahan audio, pembuatan title, dan lain sebagainya sudah pula tersedia dalam berbagai bentuk templete. Sebenarnya semua fasilitas tersebut sudah lama ada di ruang audio visual sederhana di kantor saya. Berbasis Windows di PC. Cuma saya benar-benar buta soal pengetahuan teknisnya.

Berkat sepotong kabel ini, sekarang saya semangat jadi home-video maker. Hasil shot suasana lebaran di keluarga isteri kelihatannya bakal jadi 'kelinci percobaan' saya beberapa malam ini. Sekalian mengalami sendiri kalau bikin film itu - walau cuma dokumentasi amatiran - memang susah! Apalagi buat generasi 'baca-tulis' macam saya, hehehe

1 comment:

Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.