Ekspresi Bondan Winarno di acara Wisata Kuliner untuk menggambarkan kelezatan makanan yang dinikmatinya ini sangat cocok dipinjam untuk menggambarkan kelezatan pork knuckle yang secara tidak sengaja saya temukan di Singapura.
Tidak sengaja saya temukan karena, tadinya, saya pikir makanan se-otentik ini baru bisa dinikmati kalau kebetulan kita beruntung bisa berkunjung ke negeri Jerman. Itu saya alami ketika berkunjung ke kota Munchen, 4 tahun silam. Lepas dari situ, saya tak pernah lagi menikmati knuckle ini. Padahal, nikmatnya bisa dibilang super maknyusss. Tentu buat anda yang bisa menikmatinya. Eh, dilalah, di Bukit Pasoh Road di kawasan Chinatown Singapura saya menemukan sebuah restoran makanan otentik Jerman dan dimiliki oleh orang Jerman. Jackpot!
Daging knuckle (bagian kaki) yang tebal dan besar hampir seukuran satu ekor ayam ini sangat gurih dan sedikit sekali daging lemaknya. Bagian kulit luarnya yang crispy dan dagingnya yang tender menciptakan sensasi ketika anda menikmatinya, terutama bila 'dibantu' dengan bir Jerman yang istimewa. Menurut pemilik restoran yang tampang dan potongan rambutnya sangat mirip Albert Einstein (Jerman banget, hehehe) pork knuckle Jerman ada 2 ciri cara memasak. Roasted (panggang) adalah ciri cara memasak orang Jerman dari kawasan Bavaria (Munchen dan sekitarnya). Sementara boiled (rebus) adalah ciri dari kawasan Berlin dan sekitarnya. Favorit saya yang panggang.
Restoran ini saya temukan hanya berjarak 30 meter dari hotel saya menginap, New Majestic Hotel. Lokasinya berada di kawasan Chinatown. Buat teman-teman kreatif era 90an yang sering mondar-mandir ke VHQ di Duxton Hill Road, kawasan ini tentu sudah tak asing lagi. Sekarang, di kawasan ini banyak bermunculan hotel-hotel butik yang khas hasil renovasi ruko-ruko kuno yang tidak boleh dirubuhkan. Restoran bernama Magma German Wine Bistro & Restaurant yang berada di salah satu ruko kuno ini dimiliki oleh orang Jerman dengan chef yang juga orang Jerman. Selain menyajikan makanan Jerman otentik, Magma juga mengedepankan wine cellar mereka yang mempromosikan jenis wine asal Jerman. Bahkan mereka membuka wine club bagi para penggemar wine asal Jerman.
Jadi, buat anda yang kebetulan beruntung sempat bertandang ke negeri jiran ini dan ingin berpetualang kuliner, tidak ada salahnya untuk mencoba. Sekali lagi tentu bila boleh makan makanan jenis ini. Daripada melulu berkeliaran di Orchard Road menghabiskan limit kartu kredit, hehehe. Satu porsi knuckle pork roasted di Magma juga tergolong ekonomis untuk standar harga hidangan di Singapura. Tidak lebih dari 25 dollar Singapura seporsinya. Bahkan, bisa dibilang, lebih murah dari harga ribs di resto Amerika terkenal yang ada di Jakarta.
Cara mencapai Restoran Magma ini relatif mudah, bila anda sudah akrab menggunakan MRT. Bahkan kalau pun belum pernah, percaya deh petunjuk MRT Singapura, yang merupakan salah satu yang terbaik di dunia, tidak akan membuat anda nyasar. Cari saja tujuan ke stasiun MRT Outram Road. Turun dari sini, cari arah pintu keluar ke North Bridge Road. Setelah keluar langsung saja ke arah kanan. Anda akan ketemu tempat parkiran kecil dan deretan ruko. Lihat saja ke deretan ruko di seberang pintu keluar MRT North Bridge Road, kalau ketemu KTV bernama unik Kinky Pink dan di sebelahnya terdapat kantor Singapore Amoy Association berarti sudah berada di jalan yang betul. Anda tinggal berjalan lurus ke arah kanan, kurang lebih 100 meter akan bertemu dengan New Majestic Hotel di sebelah kanan dan gedung ruko kuno 1928. Ini sudah di jalan Bukit Pasoh Road, tinggal berjalan sekitar 30 meter lagi di sebelah kiri, anda ketemu dengan Restoran Magma. Tentunya waktu makan malam lebih tepat untuk berkunjung ke sini.
Kalau sudah mencoba, silakan ceritakan ke saya, apakah saya bohong atau tidak. Soalnya, kalau kata teman-teman di kantor, saya ini tipe penikmat makanan yang hanya punya dua kategori: Enak dan Enak Sekali. Tapi Bondan Winarno di Wisata Kuliner kan sama juga, bukan? hehehe...
No comments:
Post a Comment